Potensi Tanaman Paku Air: Mengapa Duckweed Berpotensi Menjadi Sumber Protein dan Omega-3 di Dunia


wolffia fresh untuk konsumsi manusia

Duckweed telah lama dikonsumsi sebagai protein murah dan sumber omega-3 di tiga negara Asia Tenggara, tetapi sekarang para peneliti mempertanyakan potensinya untuk dikonsumsi di Asia Selatan dan bahkan negara barat juga.

Tanaman paku air biasanya dikonsumsi di Thailand, Kamboja, Burma dan Laos yang di sering dibuat salad, atau dicampur didalam sup dan kari atau dicampur telur. Menurut peneliti, Wolffia bisa menjadi nutrisi tambahan untuk diet di negara Asia Selatan. Sementara itu, duckweed juga menjadi trend sebagai sumber protein tanpa daging.

Oleh karena itu, mereka berusaha untuk menganalisis komposisi nutrisi yang terkandung di dalam duckweed untuk mencegah kandungan berbahaya yang mungkin terkandung didalamnya. Selain itu, penelitian ini ditujukan untuk meyakinkan publik di berbagai negara yang belum familiar terhadapnya agar mulai menerimanya.

Seperti yang tertulis dalam jurnal Food Chemistry, peneliti di Jerman dan India menyatakan bahwa "Dengan laporan kami saat ini, kami ingin berkontribusi dalam hal ini. Untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas, kami menganalisis enam spesies yang mewakili kelima genera, Spirodela polyrhiza, Landoltia punctata, Lemna Gibba, Lemna minorr, Wolffiella hyalina, dan spesies Wolffia microscopica yang baru ditemukan."

"Awalnya, kami menganalisis berat kering, protein, lemak, dan kandungan pati sebagai sumber asam amino dan asam lemak. Sebagai bagian dari penyelidikan terperinci, kami fokus pada Wolffia miscoscopica yang menganalisis komponen lain yang memiliki relavasi dengan konsumsi manusia, yaitu kandungan mineral, antioksidan (karotenoid dan tokoferol),fitosterol, serat dan kandungan abu"

Mereka menemukan bahwa kandungan protein total dari duckweed adalah antara 20%-35% per berat kering untuk spesies yang berbeda. Kandungan yang setara dengan kacang polong.

Terlebih lagi, tanaman mungil ini mengandung asam lemak omega -3 seperti asam stearidonic dan asam alfa- linolenat. Sangat memungkinkan untuk diolah menjadi smoothies atau makanan panggang bebas gluten.

Dari 6 spesies yang dianalisis, Wolffia microscopica dan Wolffia hyaling memiliki kandungan asam amino tertinggi. 

Ilustrasi wolffia fresh dikonsumsi manusia


Perbandingan yang Tepat

"Di sini harus disebutkan bahwa kandungan lisin yang tinggi berada di atas kadar rata-rata bunga pada umumnya termasuk jagung, gandum, dan beras" kata mereka. "Komposisi asam amino dari ducweed juga lebih baik dibandingkan dengan tepung dari kacang-kacangan seperti buncis atau kacang polong yang telah di rekomendasikan sebagai seumber nutrisi vegetarian atau vegan"

Peneliti juga menunjukan bahwa kandungan fitosterol dari Wolffia microskopica setidaknya lima kali lipat lebih tinggi daripada kebanyakan minyak nabati lainnya.

"Meningkatnya minat nutrisi pada fitosterol berasal dari temuan bahwa Wolffia memiliki kapasitas untuk menurunkan kolesterol plasma dan kolesterol LDL. Duckweeds sepertinya menjadi salah satu tanaman menarik yang memiliki kandungan fitosterol tinggi" tulis mereka.

Ketika peneliti menyimpulkan bahwa penelitian mereka menyoroti aspek manfaat duckweed sebagai makanan manusia, mereka menambahkan ada kekhawatiran anti-nutrisi terhadap beberapa spesies karena sifat oksalatnya.

Oleh karena itu, mereka menyatakan bahwa lebih banyak penelitian tentang komponen anti-nutrisi duckweed sangatlah penting agar dapat diterima sebagai sumber makanan manusia.

Hingga saat ini, duckweeds ini belum dibudidayakan, tetapi hanya 'dipanen' dari perairan. Namun, terdapat fasilitas percobaan awal di Israel dan Belanda, dimana duckweed diproduksi dalam skala industri.

Komentar